First off all, kita mau bilang kalau tulisan ini bukan untuk menunjukan bahwa kita hebat... Semua karena kasih karuniaNya... tanpa kasih karuniaNya, kita berdua tidak bisa menghidupi apa yang kita ceritakan dalam tulisan ini.
Banyak yang kaget mendengar bahwa kami berdua saat bangun hubungan tidak melibatkan sentuhan fisik (ada juga yang tidak kaget). Salah satunya contohnya, tim foto pre wedding. Dari awal kita udah memberitahu batasannya apa aja, ga da kissing biar cuma dikit atau pura-pura, karena buat Ivan muka deket gitu udah risih banget... Ga da peluk-pelukan, gak pegangan pinggang ... pegangan tangan sedikit terpaksa, tapi gak mau sering dan lama.. Tidak tergoyahkan, suami gue sih emang. TOP, strict sama batasan yang memang kita sudah sepakati bersama sejak awal hubungan. Gak da alasan ini kan cuma foto, atau demi hasil foto, tetap pada batasan, tidak kompromi.. Udah begini aja, tetep aja diminta lakukan lagi. Gak bisa salahin juga sih, karena mereka terbiasa dengan 'gaya' itu dan untuk mengasilkan foto yang sesuai tema pernikahan 'mesra'.
Mereka paling heran sama suami saya, berkali-kali mereka nanya untuk memastikan ke gue, "Beneran si koko begitu? Masih ada yaaa cowo gitu. Biasa kan cowo mah nyosor lah, kesempatan dalam kesempitan" (Ada donk, si koko bukan manusia super, salah satu man of God. Ladies, klo daku aja bisa dipercaya Tuhan mendapat suami model gini, pasti ada juga yang kaya gini buat kalian. Terus setia dan fokus ke Tuhan aja ya)
"Gak pernah gandengan tangan, ciuman? Trus pacarannya ngapain aja?"
"Hari gini pacaran tanpa ciuman??? Ngap aja?? "
Klo kita ya ngobrol, banyak banget yang kudu di obrolin dan diskusikan.
"Obrol apa lagi, gak bosen, bukannya semua udah diobrolin pas PDKT?"
Ehm karena kita kasih karunia masa pra nikahnya tidak bertahun-tahun, kita gak tau sebosan apa ngobrol klo udah pacaran lama. Tapi menurut kita sih, gak abis-abis yang diobrolin.
"Gue udah tau lah dia kaya apa, udah pacaran lama..."
Eits.... kata siapa sekian taun jaminan kalian bisa mengenal semua. Tanya deh, suami istri yang sudah hidup bersama selama bertahun-tahun, apakah mereka sudah mengenal 100%? apalagi hatinya, manusia sendiri aja kadang gak bisa mengenal hatinya sendiri, apalagi orang lain...hehehe
Saya jamin tidak, apalagi manusia itu bukan makhluk statis, tapi bisa berubah..
Karena masa pra nikah kita gak lama, jadi jelas banget kudu ngapain aja yang harus dikerjain. Padet lah istilah.. Tapi sebenarnya yang diobrolin itu bisa banyak hal, misalnya ikut deh bimbingan pra nikah di gereja lokal kalian dengan serius, menolong kalian membahas apa aja. Mungkin bisa dengan 'model' seperti yang kita jalanin (ada pembina /mentor, modul, komunitasnya, dari awal bangun 'jadian' bahkan doain sudah dibina. Suggestnya sih, jangan pas udah tau tanggal menikah baru ikut bimbingan) pasti banyak banget yang perlu diomongin tanpa melibatkan sentuhan fisik. Gak da abisnya klo memang bener-bener mau serius di gali. Kita aja sudah menikah, makin banyak yang kudu diobrolin dan dibahas.
Atau ya klo gak da yang diobrolin, better gak usah ketemu berduaan, tapi rame2.
Tapi menurut kita, hal penyesuaian itu gak akan ada abisnya. Justru klo orangnya gak bisa diajak ngobrol atau diskusi, hati-hati, sudah keliatan memang orangnya mugkin gak bisa diajak ngobrol/diskusi loh... Menurut saya gaya komunikasi kita sekarang (saat sudah menikah) sangat dipengaruhi oleh gaya komunikasi saat masa bangun hubungan.
Jadi pesannya, saling mengenallah dengan baik dan apa adanya.
Percaya deh, hub fisik itu (penting tapi) bukan satu-satunya yang mengisi pernikahan, ada komunikasi ngobrol dengan hati. Menikah itu seumur sisa hidup, dan pasti sangat perlu komunikasi... Klo salah satu gak bisa diajak komunikasi ngobrol dari sejak bangun hubungan, hati-hati setelah menikah, akan lebih sulit... Apalagi wanita demen banget ngobrol (di dengerin) kan? hehhehe
Ok, balik lagi tentang pacaran tanpa ciuman. Sebenarnya maksud tulisan ini tentang menjaga kekudusan dalam masa pra-nikah, tapi memang sengaja kita bikin judulnya nyentrik...hehehe..
Kita berdua memutuskan menjaga kekudusan dalam masa pra nikah, dimulai kita dari hal kecil, yaitu tidak membiasakan diri bersentuhan fisik. Sampai berasa canggung klo kita sentuhan fisik. Tapi dunia bolak-balikin kebenaran ini.
Yang suami istri bermesraan dianggep aneh, tapi yang pacaran bermesraan malah GAK dianggep aneh. Ya itulah dunia... Jangan kita ikuti nilainya.
Menjaga kekudusan dalam masa pra nikah itu seperti apa sih?
Kenapa kudu dijaga ya?
Sebatas mana yang dinamakan menjaga kekudusan?
Menjaga kekudusan itu bukan hanya soal batas (menurut saya tidak cukup yang penting tidak berhubungan SEKS), fokusnya bukan boleh gak boleh yang ini itu, tapi ini menyangkut hubungan kita pribadi sama Tuhan. Saya akan coba menjelaskan secara logika ya.
Setiap kita, bisa jatuh ke hubungan seks apakah langsung? Gak kan...
Pasti dari hal kecil-kecil, nah untuk itulah kita perlu menjaga dari hal kecil. Sejauh mana? Ya hanya kalian dan Tuhan yang tau. Klo saya dan suami dulu sepakat untuk membatasi keterlibatan fisik kita selama pra nikah, dimulai dari tidak gandengan tangan (kecuali pre wed, itu juga sedikir maksa gandengan..heheh)
Dari sisi saya pribadu, karena sudah pernah terlibat dalam hub yang tidak kudus sebelumnya, saya jadi mengenali klo saya memiliki kelemahan tertentu.. Misal, dengan kata2 bisa langsung kebayang2 muka doi, yang ada saya jadinya pengen gelendotan sama dia, pengen disayang, pengen dipeluk... Klo kaya gini kan ngebahayain doi. Dengan sentuhan saya, bisa bikin reaksi senyawa kimia di tubuh dia jadi pengen dia megang-megang gue lagi...hehehe
Jadi saya meminta si koko saat bangun hubungan, jangan mengucapkan kata-kata yang romantis dulu ya, apalagi gombal.
Saat bangun hub sambil menjaga kekudusan eperti itu, saya lebih merasa 'secure', 'save' karena saya tau pasangan saya 'mau' melakukan sesuatu, mau menikah sama saya bukan karena tubuh saya semata.
Beda banget, sama hub-hub yang pernah saya bangun sebelumnya saat tidak menjaga kekudusan. Berasa gak aman, makanya gampang cemburuan,dll. Lagian, saat gak jaga kekudusan.. dalam hati kecil saya, sebenarnya tau itu gak bener dilakuin. Makanya klo gak jaga kekudusan, saya tau ... saat saya mau datang ke Tuhan bisa tertuduh mulu.. Pikirannya cuma si doi mulu, tau klo itu hanya boleh dilakukan suami istri, tau klo Tuhan gak suka.
(IY)
Kekudusan merupakan sesuatu yang indah namun terlihat seakan mustahil untuk dilakukan disaat-saat begitu mudahnya media menyajikan hal-hal yang menjerat semakin dalam dan dalam lagi. Rasa dan keinginan ku untuk tetap menjaga agar kudus itu merupakan hal yang sangat sulit, jujur aku selalu jatuh dan jatuh, layaknya seorang pelari yang tidak berlari di lintasan yang seharusnya tetapi berlari diatas treadmil. Tidak hanya terjerumus saja, rasa bersalah dan tidak layak juga mengikuti saat aku mulai jatuh.
Saat aku mulai bangun hubungan dengan mantan pacar ku, sempat ada kekhawatiran dari dalam hati, "Apakah aku bisa menghormati pasangan ku saat aku bangun hubungan?" Dengan kebiasaan buruk ku, tidak bisa mengendalikan diri untuk tetap menjaga kekudusan sampai waktu pernikahan nanti.
Bayang-bayang dan imaginasi yang selalu muncul saat aku pada waktu itu mulai jalan bareng. Akhirnya aku memutuskan dan coba komit dari dalam hati, untuk benar-benar ambil sikap ekstrim sekalian, kita pacaran tidak perlu pegangan, apa lagi sampai ciuman...
Awalnya sih berpikir untuk menjaga agar kami tidak kebablasan dan terbakar api nafsu..
Puji Tuhan keputusan ini tidak dijalankan sepihak saja tetapi didukung sama keinginan felis yang dia ingin selama pacarannya jaga kekudusan. Penyertaan Tuhan tidak sampai disana saja, atas kasih karuniaNya, aku selama pacaran Tuhan memampukan untuk menahan diri agar tidak terjerumus dan tetap jaga kekudusan sampai waktu pernikahan kami.
Lewat tulisan ini, sekali lagi kita mau bilang, bukan untuk menunjukkan klo kita 'hebat'. Tapi untuk meng-encourage kalian yang memang mau hidup menjaga kekudusan ... menjaga kekudusan dalam berpacaran itu worth it dan baiknya memang dilakukan.
Saya percaya, kalian pasti bisa dengan kasih karuniaNya.. tapi dengan catatan, bangun hubungan dengan orang yang tepat ya..
Kenapa saya bisa bilang gini? Karena saya dari dulu awal bertobat niat mah udah ada untuk bisa jaga kekudusan klo bangun hub. Nyatanya niat aja gak cukup, klo pasangan saya ga da niat juga atau beda pola pikir ttg menjaga kekudusan, gak bakal terealisasi.
Makanya bersyukur banget, dengan pria yang sudah menjadi suami saya sekarang, saya bisa menjaga kekudusan saat masa pra nikah. Bener-benar kasih karunia, klo our wedding kiss is our first kiss! Yang kita lakukan bukan karena slogan, memenuhi ajaran gereja semata supaya dianggap baik oleh manusia/gereja, tapi karena kita be2 dari awal sepakat mau menjaga kekudusan.
Cukup dimengerti, untuk menjaga kekudusan di zaman ini gak gampang, sulitttt,... tapi bukan mustahil untuk dilakukan. Karena ada kasih karunia Tuhan yang memampukan.
![]() |
http://www.sodahead.com/fun/if-after-the-first-date-you-decide-not-to-go-out-with-him-again-are-you-obligated-to-give-him-a-kis/question-3417119/ |
Mereka paling heran sama suami saya, berkali-kali mereka nanya untuk memastikan ke gue, "Beneran si koko begitu? Masih ada yaaa cowo gitu. Biasa kan cowo mah nyosor lah, kesempatan dalam kesempitan" (Ada donk, si koko bukan manusia super, salah satu man of God. Ladies, klo daku aja bisa dipercaya Tuhan mendapat suami model gini, pasti ada juga yang kaya gini buat kalian. Terus setia dan fokus ke Tuhan aja ya)
"Hari gini pacaran tanpa ciuman??? Ngap aja?? "
Klo kita ya ngobrol, banyak banget yang kudu di obrolin dan diskusikan.
"Obrol apa lagi, gak bosen, bukannya semua udah diobrolin pas PDKT?"
Ehm karena kita kasih karunia masa pra nikahnya tidak bertahun-tahun, kita gak tau sebosan apa ngobrol klo udah pacaran lama. Tapi menurut kita sih, gak abis-abis yang diobrolin.
"Gue udah tau lah dia kaya apa, udah pacaran lama..."
Eits.... kata siapa sekian taun jaminan kalian bisa mengenal semua. Tanya deh, suami istri yang sudah hidup bersama selama bertahun-tahun, apakah mereka sudah mengenal 100%? apalagi hatinya, manusia sendiri aja kadang gak bisa mengenal hatinya sendiri, apalagi orang lain...hehehe
Saya jamin tidak, apalagi manusia itu bukan makhluk statis, tapi bisa berubah..
Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya. Amsal 20:5
Karena masa pra nikah kita gak lama, jadi jelas banget kudu ngapain aja yang harus dikerjain. Padet lah istilah.. Tapi sebenarnya yang diobrolin itu bisa banyak hal, misalnya ikut deh bimbingan pra nikah di gereja lokal kalian dengan serius, menolong kalian membahas apa aja. Mungkin bisa dengan 'model' seperti yang kita jalanin (ada pembina /mentor, modul, komunitasnya, dari awal bangun 'jadian' bahkan doain sudah dibina. Suggestnya sih, jangan pas udah tau tanggal menikah baru ikut bimbingan) pasti banyak banget yang perlu diomongin tanpa melibatkan sentuhan fisik. Gak da abisnya klo memang bener-bener mau serius di gali. Kita aja sudah menikah, makin banyak yang kudu diobrolin dan dibahas.
Atau ya klo gak da yang diobrolin, better gak usah ketemu berduaan, tapi rame2.
Tapi menurut kita, hal penyesuaian itu gak akan ada abisnya. Justru klo orangnya gak bisa diajak ngobrol atau diskusi, hati-hati, sudah keliatan memang orangnya mugkin gak bisa diajak ngobrol/diskusi loh... Menurut saya gaya komunikasi kita sekarang (saat sudah menikah) sangat dipengaruhi oleh gaya komunikasi saat masa bangun hubungan.
Jadi pesannya, saling mengenallah dengan baik dan apa adanya.
Ok, balik lagi tentang pacaran tanpa ciuman. Sebenarnya maksud tulisan ini tentang menjaga kekudusan dalam masa pra-nikah, tapi memang sengaja kita bikin judulnya nyentrik...hehehe..
Kita berdua memutuskan menjaga kekudusan dalam masa pra nikah, dimulai kita dari hal kecil, yaitu tidak membiasakan diri bersentuhan fisik. Sampai berasa canggung klo kita sentuhan fisik. Tapi dunia bolak-balikin kebenaran ini.
Yang suami istri bermesraan dianggep aneh, tapi yang pacaran bermesraan malah GAK dianggep aneh. Ya itulah dunia... Jangan kita ikuti nilainya.
Menjaga kekudusan dalam masa pra nikah itu seperti apa sih?
Kenapa kudu dijaga ya?
Sebatas mana yang dinamakan menjaga kekudusan?
Menjaga kekudusan itu bukan hanya soal batas (menurut saya tidak cukup yang penting tidak berhubungan SEKS), fokusnya bukan boleh gak boleh yang ini itu, tapi ini menyangkut hubungan kita pribadi sama Tuhan. Saya akan coba menjelaskan secara logika ya.
Setiap kita, bisa jatuh ke hubungan seks apakah langsung? Gak kan...
Pasti dari hal kecil-kecil, nah untuk itulah kita perlu menjaga dari hal kecil. Sejauh mana? Ya hanya kalian dan Tuhan yang tau. Klo saya dan suami dulu sepakat untuk membatasi keterlibatan fisik kita selama pra nikah, dimulai dari tidak gandengan tangan (kecuali pre wed, itu juga sedikir maksa gandengan..heheh)
Dari sisi saya pribadu, karena sudah pernah terlibat dalam hub yang tidak kudus sebelumnya, saya jadi mengenali klo saya memiliki kelemahan tertentu.. Misal, dengan kata2 bisa langsung kebayang2 muka doi, yang ada saya jadinya pengen gelendotan sama dia, pengen disayang, pengen dipeluk... Klo kaya gini kan ngebahayain doi. Dengan sentuhan saya, bisa bikin reaksi senyawa kimia di tubuh dia jadi pengen dia megang-megang gue lagi...hehehe
Jadi saya meminta si koko saat bangun hubungan, jangan mengucapkan kata-kata yang romantis dulu ya, apalagi gombal.
Saat bangun hub sambil menjaga kekudusan eperti itu, saya lebih merasa 'secure', 'save' karena saya tau pasangan saya 'mau' melakukan sesuatu, mau menikah sama saya bukan karena tubuh saya semata.
Beda banget, sama hub-hub yang pernah saya bangun sebelumnya saat tidak menjaga kekudusan. Berasa gak aman, makanya gampang cemburuan,dll. Lagian, saat gak jaga kekudusan.. dalam hati kecil saya, sebenarnya tau itu gak bener dilakuin. Makanya klo gak jaga kekudusan, saya tau ... saat saya mau datang ke Tuhan bisa tertuduh mulu.. Pikirannya cuma si doi mulu, tau klo itu hanya boleh dilakukan suami istri, tau klo Tuhan gak suka.
(IY)
Kekudusan merupakan sesuatu yang indah namun terlihat seakan mustahil untuk dilakukan disaat-saat begitu mudahnya media menyajikan hal-hal yang menjerat semakin dalam dan dalam lagi. Rasa dan keinginan ku untuk tetap menjaga agar kudus itu merupakan hal yang sangat sulit, jujur aku selalu jatuh dan jatuh, layaknya seorang pelari yang tidak berlari di lintasan yang seharusnya tetapi berlari diatas treadmil. Tidak hanya terjerumus saja, rasa bersalah dan tidak layak juga mengikuti saat aku mulai jatuh.
Saat aku mulai bangun hubungan dengan mantan pacar ku, sempat ada kekhawatiran dari dalam hati, "Apakah aku bisa menghormati pasangan ku saat aku bangun hubungan?" Dengan kebiasaan buruk ku, tidak bisa mengendalikan diri untuk tetap menjaga kekudusan sampai waktu pernikahan nanti.
Bayang-bayang dan imaginasi yang selalu muncul saat aku pada waktu itu mulai jalan bareng. Akhirnya aku memutuskan dan coba komit dari dalam hati, untuk benar-benar ambil sikap ekstrim sekalian, kita pacaran tidak perlu pegangan, apa lagi sampai ciuman...
Awalnya sih berpikir untuk menjaga agar kami tidak kebablasan dan terbakar api nafsu..
Puji Tuhan keputusan ini tidak dijalankan sepihak saja tetapi didukung sama keinginan felis yang dia ingin selama pacarannya jaga kekudusan. Penyertaan Tuhan tidak sampai disana saja, atas kasih karuniaNya, aku selama pacaran Tuhan memampukan untuk menahan diri agar tidak terjerumus dan tetap jaga kekudusan sampai waktu pernikahan kami.
Lewat tulisan ini, sekali lagi kita mau bilang, bukan untuk menunjukkan klo kita 'hebat'. Tapi untuk meng-encourage kalian yang memang mau hidup menjaga kekudusan ... menjaga kekudusan dalam berpacaran itu worth it dan baiknya memang dilakukan.
Saya percaya, kalian pasti bisa dengan kasih karuniaNya.. tapi dengan catatan, bangun hubungan dengan orang yang tepat ya..
Kenapa saya bisa bilang gini? Karena saya dari dulu awal bertobat niat mah udah ada untuk bisa jaga kekudusan klo bangun hub. Nyatanya niat aja gak cukup, klo pasangan saya ga da niat juga atau beda pola pikir ttg menjaga kekudusan, gak bakal terealisasi.
Makanya bersyukur banget, dengan pria yang sudah menjadi suami saya sekarang, saya bisa menjaga kekudusan saat masa pra nikah. Bener-benar kasih karunia, klo our wedding kiss is our first kiss! Yang kita lakukan bukan karena slogan, memenuhi ajaran gereja semata supaya dianggap baik oleh manusia/gereja, tapi karena kita be2 dari awal sepakat mau menjaga kekudusan.
Cukup dimengerti, untuk menjaga kekudusan di zaman ini gak gampang, sulitttt,... tapi bukan mustahil untuk dilakukan. Karena ada kasih karunia Tuhan yang memampukan.
Imamat 19:2
...Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.